Makalah
ILMU SOSIAL DASAR
“KEBUDAYAAN TABOT”
DISUSUN OLEH :
1. Anggi
Lestari (30418839)
2. Elsa
Lusiana Dwipuspita (32418226)
3. Lucia
Intan Pardila (33418827)
4. Salwa Nabila (36418501)
1ID03
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini memberikan limpahan
rahmat, karunia serta nikmat kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memperluas ilmu
pengetahuan serta wawasan mengenai kebudaan di Indonesia selain itu makalah ini
dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah “Ilmu Sosial Dasar”. Makalah ini
membahas mengenai salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu “Festival
Perayaan Tabot Bengkulu”
Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pemecahan
masalah yang terjadi selama proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari masih
ada kekurangan dalam penulisan makalah ini maka kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.
Semoga
makalah ini dapat membantu pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan dan digunakan untuk kepentingan yang bersifat positif. Terima kasih.
Depok,
5 April 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................ 3
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan
Penulisan.......................................................................... 4
1.4 Manfaat
Penulisan....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kebudayaan.............................................................. 5
2.2 Rangkaian Acara
Tabot............................................................... 6
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................. 10
3.2
Saran............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
memiliki banyak pulau dan juga suku bangsa. Kebudayaan disetia daerah di
Indonesia juga berbeda-beda. Perbedaan merupakan alat pemersatu bangsa bukan
alat untuk membuat celah perpecahan.
Salah
satu Provinsi di Indonesia yang mempunyai kebudayaan yang unik yaitu di
Provinsi Bengkulu. Di provinsi Bengkulu ada salah satu festival yaitu Festival
Tabot. Diadakan festival Tabot selain untuk memperingati hari yang bersejarah
juga bermaksud menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan
asing.
Festival
Tabot merupakan aktivitas upacara budaya dan seni sebagai aset kebudayaan provinsi
Bengkulu. Tabot adalah upacara
tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali
bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di
padang Karbala, Irak pada
tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Untuk mengetahui antusias dari
penduduk lokal maupun mancanegara diperlukan strategi perkembangan promosinya.
Oleh karena itu, Provinsi Bengkulu harus dapat memberikan keunggulan perayaan
festival Tabot dan manfaat Tabot yang dapat diberikan dari festival itu
sendiri. Dengan demikian, dapat mempengaruhi persepsi masyarakat melalui apa
yang mereka rasakan, sehingga masyarakat akan menilai dan merasakan perayaan
mana yang paling berkeasn dan pada akhirnya diharapkan masyarakat mengunjungi
Kota Bengkulu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kebudayaan Tabot?
2. Apa saja rangkaian acaranya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu festival
Tabot
2. Untuk mengetahui rangkaian acara
festival Tabot
1.4 Manfaat
1. Mengetahui dan mempelajari festival
Tabot
2.
Memperjelas rangkaian-rangkaian acara pada festival Tabot
BAB
II
ISI
2.1
Pengertian Tabot
Tabot
berasal dari kata At-Tabut yang berarti kotak atau peti. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan
kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika muncul akan mendapatkan kebaikan,
namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka.
Tabot adalah salah satu upacara adat di Bengkulu untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Husein bin Ali bin Abi Thalib yang meninggal dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 Masehi).
Tabot adalah salah satu upacara adat di Bengkulu untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Husein bin Ali bin Abi Thalib yang meninggal dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 Masehi).
Tabot yang digunakan dalam upacara Tabot di
Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan
ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni.
Festival Tabot dilaksanakan selama 10 hari, dari tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam setiap tahunnya.
Festival Tabot dilaksanakan selama 10 hari, dari tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam setiap tahunnya.
Tabot memiliki tahapan rangkaian acara nya.
Dimulai dengan Mengambil
Tanah, Duduk Penja, Menjara, Arak Jari jari sorban, Gam (masa
tenang/berkabung), tabot naik pangkek, malam arak gedang danprosesi terakhir
yaitu tabot tebuang.
Dalam
10 hari pelaksanaan juga akan digelar pertunjukan seni yang akan diikuti oleh
10 kabupaten-kota yang ada di provinsi Bengkulu.
2.2
Rangkaian Acara Tabot
Tabot
memiliki beberapa rangkaian acara. Dari rangkaian pertama mengambil tanah
sampai dengan puncak festivalnya yang dikenal dengan Tabot tebuang.
1. Ngambik Tanah (Mengambil Tanah)
Tanah yang diambil untuk perayaan tabot ini merupakan tanah
dari dua tempat yaitu Pantai Nala dan Tapak Paderi yang dipercaya merupakan
tempat keramat. Upacara ini dilakukan
mulai pukul 20.00 WIB atau selepas Shalat Isya menjelang tanggal 1 Muharram.
2. Duduk Penja (Mencuci Jari-Jari)
Mencuci benda yang terbuat dari kuningan,perak,atau tembaga
yang berbentuk tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Prosesi ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 4 dan 5
Muharram. Setelah didoakan yang juga diwarnai sesaji, keluarga pembuat tabot
akan langsung mengantarkannya dalam keadaan terbungkus ke gerganya. Pengantaran
ini dimeriahkan diiringi oleh bunyi dol dan tassa.
3. Menjara atau Mengandun
Menjara adalah berkunjung atau mendatangi suatu kelompok
untuk bertanding dol. Menjara dilakukan mulai
pukul 19.30 WIB pada tanggal 5 dan 6 Muharram. Ini adalah perjalanan panjang di
malam hari yang dimaksudkan untuk silaturahmi. Dalam hal ini, tanggal 5
kelompok Bangsal akan mengunjungi kelompok Imam, sementara tanggal 6-nya
kelompok Imam berkunjung ke kelompok Bangsal. Perjalanan ini diiringi dengan
alunan musik Dol dan Tassa, melagukan Semi Tsauri ketika berjalan dan lagu
Tsauri, Melalu, Tamatam saat berhenti.
4.
Arak
Jari-Jari Seroban
Arak penja
(jari-jari) adalah memasukkan penja
kedalam tabot dan diarak keliling di jalan-jalan utama kota Bengkulu. Pada tanggal 7 Muharram malam
hari, Penja yang sudah didudukkan diatas Tabot Coki akan diarak.
Sementara tanggal 8 Muharram,
Seroban dipersiapkan untuk diarak bersama Penja di malam harinya. Arak-arakan
ini dimaksudkan sebagai pemberitahuan kepada khalayak bahwa jari-jari tangan
dan sorban Hussein bin Ali telah ditemukan.
5.
Gam (Tenang atau Berkabung)
Gam adalah
merupakan tahapan yang harus ditaati. Pada saat tahapan gam tidak diperbolehkan
melakukan kegiatan apapun tidak
boleh ada bunyi-bunyian sama sekali sejak pukul 06.00 WIB sampai Upacara Tabot
Naik Pangkek pada tanggal 9 Muharram.
6.
Tabot
Naik Pangkek
Setelah Hari GAM selesai, selepas Dhuhur
dilaksanakan acara Tabot Naik Pangkek. Upacara ini adalah kegiatan menyambung
bangunan puncak Tabot dengan bangunan bagian Tabot Gedang di tempat
pembuatannya.
7.
Malam
Arak Gedang
Pada sore hari hingga malam di
tanggal 9 Muharram juga, Tabot dibawa ke Gerga untuk Soja dan Penja dinaikkan
ke atas Tabot sebelum diarak menuju tanah lapang untuk bersanding.
8.
Tabot Tebuang
Tabot tebuang adalah proses puncak dari
keseluruhan acara yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Dengan pembuangan
tabot di rawa-rawa dekat dengan pemakaman umum karbela.
Itulah rangkaian acara proses
perayaan Festival Tabot di Bengkulu yang merupakan tradisi turun temurun. Ada tiga nilai utama yang mewarnai tradisi ini, yaitu
nilai agama (spiritual) yang sakral, kesejarahan dan sosial.
Nilai spiritual agama terlihat pada proses mengambik tanah yang mencoba
menyadarkan pelaku tradisi akan asal penciptaannya, selain juga mewakili
akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal. Disamping itu, perayaan
tradisional Tabot juga mewakili ungkapan kegembiraan akan datangnya tahun baru
Islam, karena bulan Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah.
Nilai sejarah sudah sangat jelas, mengingat Tradisi Tabot ditujukan
untuk mengenang kisah kepahlawanan cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali.
Sebuah ekspresi ketidak-setujuan terhadap perlakuan Bani Umayyah, terkhusus
kepada Yazid bin Muawiyah, termasuk juga Ubaidillah bin Ziyad yang
memerintahkan penyerangan terhadap Hussein bin Ali beserta laskar yang
menyertainya.
Sementara itu, nilai sosial lebih berupa nasehat kepada khalayak bahwa
tidak dibenarkan segala bentuk praktik penghalalan segala cara untuk meraih
puncak kekuasaan. Selain itu, juga sebagai bentuk keprihatinan sosial. Hanya
saja, secara sosial juga tradisi ini tidak terlepas dari ketidak-bijaksanaan
dalam menyikapi, sehingga sering kali terlepas dari nilai luhur yang terkandung
di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setiap
daerah mempunyai tradisi turun menurun yang dapat menjadi penolong perekonomian
masyarakatnya melalui pariwisata. Begitu pula dengan Bengkulu yang dengan
bangga nya memperkenalkan tradisinya yaitu “Festival Tabot”. Memperkenalkan
kepada masyarakat Indonesia bahkan wisatawan mancanegara. Tradisi yang harus
terus dilestarikan sebagai pengenalan kepada penerus bangsa.
Festival Tabot adalah upacara adat di Bengkulu untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW yaitu
Husein bin Ali bin Abi Thalib dan mempunyai rangkaian prosesi nya yaitu Dimulai dengan Mengambil Tanah, Duduk Penja, Menjara, Arak Jari jari sorban,
Gam (masa tenang/berkabung), tabot naik pangkek, malam arak gedang danprosesi
terakhir yaitu tabot tebuang.
3.2
Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini
pembaca dapat menambah wawasan pengetahuan, dan dapat mengetahui tradisi Tabot
di Bengkulu yang harus dilestarikan. Semoga kita bisa lebih kritis lagi dalam
menjaga dan melestarikan setiap tradisi yang ada di Indonesia guna menghindari
punahnya tradisi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA